BUNDA.......TEMANI AKU BERMAIN.
Bermain adalah salah satu kebutuhan pokok untuk anak - anak. Sama hal nya dengan orang dewasa membutuhkan teman untuk mengobrol atau sekedar melakukan hobi, yang semakin dilakukan maka akan semakin menyenangkan. Begitu pula dengan anak - anak yang tidak bisa dipisahkan dari permainan dan mainan.
Sebagaimana kita ketahui, mainan begitu banyak ragam dan jenisnya, mainan anak laki-laki dan perempuan pun berbeda, dari variasi harga murah meriah yang dapat kita temukan dipasar traditional sampai mainan super mahal yang dibeli dari luar negeri.
Namun saat ini, mainan tidak lagi menjadi sesuatu yang penting bagi anak-anak. Hal ini dikarena ada sesuatu yang lebih menarik perhatian anak-anak daripada mainan. Ya itu adalah "gadget".
Saat ini gadget menjadi sesuatu yang sangat penting, tidak saja bagi orang dewasa tapi juga bagi anak- anak.
Hampir sebagian besar masyarakan indonesia, baik itu dari kalangan orang dewasa, remaja dan anak- anak menggunakan gadget setiap harinya. Dan sebagian besar dari para pengguna gadget akan merasa galau jika tidak memiliki jaringan internet walau hanya satu jam saja.
Penelitian yang dilakukan Nottingham Trent University menyatakan, setiap orang rata-rata memeriksa ponsel mereka 85 kali dalam sehari. Orang bisa menghabiskan waktu rata-rata lima jam per hari untuk berselancar di Internet dan memakai aplikasi smartphone mereka. Masalahnya, terlalu sering mengecek dan melihat isi smartphone ternyata mengurangi durasi atensi seseorang terhadap lingkungan sekitar.
Saat ini tidak sedikit orang tua yang memberi fasilitas gadget untuk anaknya. Awalnya mungkin untuk membantu mengerjakan tugas sekolah. Namun, lama kelamaan fungsi gadget bukan lagi sebagai media penunjang pembelajaran, namun sebagai sarang game online. Baru - baru ini beberapa remaja pecandu gadget harus dilarikan ke rumah sakit jiwa dikarenakan ketergantungan akut pada gadget.
Mirisnya hal itu tidak terjadi dikalangan remaja saja, akan tetapi di kalangan anak-anak bahkan balita. Memang bagi anak- anak terutama balita yang sedang aktif aktifnya, gadget bisa menjadi salah satu alternatif agar anak dapat tenang, duduk manis tanpa melakukan hal yang berbahaya. Dan hal itu dimanfaatkan oleh para orang tua yang sibuk. Atau bahkan, pemberian gadget pada anak dilakukan oleh beberapa orang tua pecandu gadget juga. Dan yang menjadi alasannya adalah agar anak tidak menggaggu orang tua yang sedang asik dengan gadgetnya.
Keadaan Ini sangat memprihatinkan, sebagaimana kita ketahui gadget menimbulkan radiasi pada cahaya pada layar. Secara sederhana, masa kanak-kanak adalah masa perkembangan tubuh untuk menjadi sempurna, sehingga bisa dikatakan bahwa organ tubuh mereka belum matang perkembangannya. Hal ini bisa berefek negatif terhadap organ-organ tersebut apalagi dipapar dengan paparan sinar radiasi yang berdampak negatif. Mungkin hari ini efek itu belum nampak, tetapi biasanya dampak negatif itu akan muncul di kemudian hari. Efek negatif radiasi umumnya mengakibatkan gangguan terhadap otak, hati, sistem reproduksi dan mata anak.
Selain itu, anak menjadi anti social merupakan efek kelanjutan dari gadget selain dampak negatif bagi kesehatan. Anak yang hanya fokus pada gadget membuat mereka kurang bergaul bahkan simpati dengan teman-teman atau orang lain yang ada di sekitar mereka.
Anak yang sedari kecil bersosialisasi dengan orang lain, akan mudah untuk bersimpati dan bergaul dengan orang lain saat mereka dewasa kelak. Jika mereka hanya seharian bersama dengan gadget akan membuat mereka anti sosial dalam artian tidak mau bergaul dan berkenalan dengan lingkungan sekitarnya.
Salah satu solusi untuk mengurangi intensitas anak dalam bermain gadget adalah, mengajak anak bermain. Begitu banyak ragam permainan yang sekaligus dapat menjadi pembelajaran bagi anak.
Contohnya, mengajak anak memasak, perkenalkan mereka pada jenis bumbu dapur, biarkan tangan anak mengaduk adonan tepung yang anda buat. Atau mengajak anak laki – laki untuk memperbaiki sepedahnya sendiri, bermain bola, ayunan atau hanya sekedar bermain ular tangga dirumah itu sudah sangat cukup bagi orang tua dan anak untuk bercengkerama, mengobrol dan berbagi cerita yang dialami pada hari itu.
Sesekali orang tua dapat membawa anak ketempat rekreasi yang dipilih dan disukai anak. Tidak harus ke tempat yang membutuhkan budget besar. Ke pantai, kebun binatang atau arena bermain dengan tiket murah atau bahkan gratis bisa menjadi salah satu alternatif berwisata dengan anak.
Dan yang pasti orang tua tidak sibuk sendiri dengan gadgetnya lalu membiarkan anak bermain sendiri di tempat wisata tersebut. Atau orang tua sibuk mengabadikan moment berwisata sehingga anak tidak bebas untuk bermain dengan waktu miliknya.
Anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, sejatinya kita harus menjaga amanah tersebut dengan baik. Karena anak dapat menjadi penolong orang tua diakhirat kelak.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
Daripada Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu katanya,, Rasulullah SAW telah bersabda : Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang berdoa kepadanya.” (HR Muslim).
Dan bagaimana sikap orang tua dalam mendidik anak, kelak akan dimintai pertanggungjawabannya diakhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُوْلَةٌ عَنْهُمْ
“Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya, dan ia akan ditanya atas kepemimpinannya, dan seorang istri adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan anaknya, maka ia akan ditanya tentang mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Allah ‘Azza Wajalla telah berfirman, artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6).
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW telah memberikan peringatan yang sangat keras terhadap orangtua yang lari dari tanggung jawab ini. “Sesungguhnya Allah memiliki para hamba yang tidak akan diajak berbicara pada hari kiamat, tidak disucikan dan tidak dilihat.” Lalu beliau ditanya: “Siapa mereka itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Anak yang berlepas diri dari orangtuanya dan membencinya serta orangtua yang berlepas diri dari anaknya.” (HR. Ahmad dan Thabrani).
Imam Ibn Qayyim al-Jauziyah pernah mengatakan, “Barang siapa yang dengan sengaja tidak mengajarkan sesuatu yang bermanfaat bagi anaknya dan menelantarkannya begitu saja, berarti dia telah melakukan suatu kejahatan yang sangat besar. Kerusakan pada diri anak kebanyakan datang dari sisi orangtua yang meninggalkan mereka dan tidak mengajarkan kewajiban-kewajiban dalam agama termasuk sunnah-sunnahnya.”
@ummuathallah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar